Selasa, 21 Januari 2014

Mengembangkan Konsep Pemahaman pada Anak

 Setiap orang tua berupaya meningkatkan kecerdasan pada anaknya, namun jarang yang menyadari bahwa kecerdasan sebenarnya mulai dibentuk sejak dini. Perumbuhan otak yang sangat pesat justru terjadi pada awal kehidupan. Itulah sebabnya mengapa orang tua harus memperhatikan hal-hal yang dapat menunjang kecerdasannya seperti kecukupan akan gizi pada makanan yang dibutuhkan. Disamping memberikan gizi yang cukup, stimulasi otak juga penting yaitu dengan mendengarkannya musik atau bernyanyi dan mengajaknya bercakap-cakap. Otak merekam apa yang dapat dicatat dari lingkungannya. Ia mendengar, bereaksi terhadap sentuhan, belajar mengingat dan juga emosi sang ibu dapat mempengaruhinya. Dari sinilah konsep pemahaman mulai diperkenalkan.
            Setelah lahir, lingkungan mengambil alih.  Arus pemandangan, suara, bunyi, bau, sentuhan serta yang paling penting bahasa dan kontak mata adalah faktor-faktor pembentukan otak bayi. Berkaitan dengan hal tersebut melalui peran serta orang tua sangatlah penting dalam mengoptimalkan potensi anak dengan memperkenalkan pemahaman akan konsep dasar yaitu: warna, angka, ukuran, bunyi, bentuk, posisi & arah, bau & rasa, tekstur, gerak, lawan kata, dan waktu. Bayi akan menangkap ide dari konsep itu dan muncullah strategi untuk berpikir dengan merespon secara verbal ataupun non verbal. Orang tua harus menanggapi respon itu mulai dari pengenalan pemahaman konsep dasar kemudian memperkuatnya ke pemahaman pengetahuan dasar. Kemampuan kreatifitas berpikir dalam memahami dunia sekitar secara nyata sangatlah penting apalagi ditunjang dengan program yang komprehensif. Selain itu juga proses menganalisa menjadi terstruktur. Meninjau kembali pengertian belajar sama dengan bermain pada anak usia dini dan pengetahuan tidak ada batasnya maka konsep pemahaman pengetahuan dasar kemudian dikembangkan kepemahaman secara spesifik. Anak diperkenalkan bagaimana menggunakan encyclopedia sehingga tidak ada pertanyaan yang tak terjawabkan. Membentuk hubungan yang erat dan positif serta kebiasaan meng-gunakan referensi dari sejak dini, hasil akhir yang didapatkan adalah riset kompetensi. Sebuah kalimat yang memotivasi orang tua dan anak “Ibu dan Ayah tidak tahu jawabannya , tetapi akan menunjukkan bagaimana mencari jawabannya”. Hanya dengan Family Learning program yang terkordinasi, saling berhubungan dan terintegrasi orang tua akan lebih efektif menjalankan peranannya. (HDN)

Written by Tiga Raksa- Educational Technology

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious https://www.facebook.com/pages/Elsaba-sprei/162757443883701?ref=hl Digg Stumbleupon Favorites More