Saat
ini banyak para orang tua yang menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak
pada pihak sekolah. Selain karena kesibukan pekerjaan, mereka juga
berpendapat telah memilihkan sekolah yang terbaik untuk si buah hati.
Sehingga, tidak perlu lagi membebani anak dengan kegiatan pendidikan di
rumah. Padahal, ada beberapa alasan mengapa menyerahkan sepenuhnya
pendidikan anak pada sekolah adalah kurang bijaksana.
Alasan pertama adalah fakta
bahwa anak-anak melewatkan waktu di rumah lebih dari dua kali lipat
banyaknya dibanding di sekolah. Dalam setahun rata-rata anak
menghabiskan waktunya selama 1.505 jam di sekolah. Bandingkan dengan
3.605 jam yang dihabiskannya dirumah. Tergambar betapa tidak adilnya
kita jika membebankan beban pendidikan seluruhnya pada pihak sekolah.
Lagipula, hanya sedikit waktu yang diterima oleh anak dalam bentuk
perhatian individual selama di sekolah. Disisi lain terbayang betapa
banyaknya waktu yang terbuang di rumah.
Alasan kedua adalah kecenderungan
sekolah untuk fokus pada kecerdasan linguistik dan matematis. Padahal,
Howard Gardner, akademisi dari Universitas Harvard, mencatat setidaknya
ada 7 tipe kecerdasan yang perlu dikembangkan pada anak, yaitu :
linguistik (menulis, orasi, dsb), matematis/logis, musikal,
visual/spasial (melukis, merancang bangun, dsb), kinestetik (gerak
tubuh), inter personal (berhubungan dengan orang lain), dan intra
personal (berpuisi, dsb). Jelas harus menjadi inisiatif orang tua di
rumah untuk melengkapi kecerdasan-kecerdasan yang tidak dikembangkan di
sekolah.
Alasan ketiga adalah anak-anak tidak
hanya membutuhkan kecerdasan untuk sukses, namun juga serangkaian
keterampilan dan pegangan nilai-nilai. Keterampilan tersebut diantaranya
keterampilan kerja, keterampilan analitis, dan keterampilan sosial.
Sedangkan nilai-nilai yang perlu dikembangkan pada anak misalnya
integritas, kejujuran, toleransi dan sebagainya. Keterampilan dan
nilai-nilai tersebut seringkali tidak dapat diajarkan lewat pendekatan
formal di sekolah.
Namun, orang tua tidak perlu resah dan
merasa terbebani. Pada dasarnya anak dapat belajar lebih efektif
dilingkungan rumah yang santai dan tidak formal. Yang dibutuhkan
selanjutnya adalah media dan alat belajar yang dapat menciptakan suasana
belajar yang kondusif di rumah, sekaligus memfasilitasi kebutuhan
belajar anak secara lengkap baik aspek pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skills), maupun nilai-nilai (values).
Written by Tiga Raksa - Educational Technology